Tottenham Hotspur Stadium, London — Tottenham Hotspur kembali menunjukkan konsistensinya di papan atas Premier League musim 2025/26.
Dalam laga kandang menghadapi Everton, Sabtu (25/10/2025) malam WIB, tim asuhan Ange Postecoglou menang telak 3–0 berkat penampilan gemilang Richarlison dan Son Heung-Min.
Kemenangan ini memperpanjang tren positif Spurs sekaligus menegaskan filosofi menyerang khas Postecoglou makin matang dari pekan ke pekan.
Babak Pertama: Agresif dan Efisien
Tottenham langsung mengambil inisiatif serangan sejak menit awal. Dengan pola 4-2-3-1 yang fleksibel, mereka menekan lewat kombinasi Richarlison dan Son di lini depan, dibantu Pedro Porro serta Destiny Udogie yang rajin naik ke sisi sayap.
Tekanan tinggi itu membuahkan hasil cepat. Pada menit ke-12, Richarlison mencetak gol pembuka setelah memanfaatkan umpan terukur dari Dejan Kulusevski.
Gol ini sekaligus menjadi momentum bagi Spurs untuk mengontrol tempo.
Everton mencoba membalas lewat serangan balik cepat yang dipimpin Dwight McNeil dan Dominic Calvert-Lewin, tetapi lini belakang Spurs tampil disiplin. Cristian Romero dan Micky van de Ven menutup ruang dengan baik, sementara kiper Guglielmo Vicario tampil tenang di bawah mistar.
Hingga turun minum, Tottenham memimpin 1-0 dan terlihat jauh lebih terorganisir dalam setiap fase permainan.
Babak Kedua: Richarlison Ganda, Son Pastikan Kemenangan
Memasuki babak kedua, ritme Tottenham semakin cepat. Richarlison yang tampil penuh percaya diri kembali mencetak gol di menit ke-49 setelah menerima umpan satu-dua dengan James Maddison.
Gol kedua itu memperlihatkan keunggulan koordinasi dan kecepatan serangan Spurs — transisi dari lini tengah ke depan hanya berlangsung dalam tujuh detik.
Everton mencoba mengubah strategi dengan memasukkan Beto dan Jack Harrison untuk menambah daya serang. Namun perubahan itu justru membuka ruang bagi Tottenham.
Son Heung-Min memanfaatkan celah tersebut dan menambah gol ketiga di menit ke-75 lewat sepakan keras kaki kanan dari luar kotak penalti.
Skor 3–0 bertahan hingga akhir pertandingan.
Tottenham bukan hanya menang besar, tapi juga menang dengan cara yang efisien, matang, dan terstruktur — ciri khas sepak bola modern ala Postecoglou.
Statistik Pertandingan
| Statistik | Tottenham | Everton |
|---|---|---|
| Penguasaan Bola | 61 % | 39 % |
| Total Tembakan | 15 | 8 |
| Tepat Sasaran | 9 | 3 |
| Gol | 3 | 0 |
| Expected Goals (xG) | 2.32 | 0.79 |
| Akurasi Umpan | 89 % | 76 % |
Statistik memperlihatkan dominasi penuh Tottenham, baik dalam penguasaan bola maupun efisiensi penyelesaian akhir.
Everton bermain terlalu dalam dan gagal menjaga kedisiplinan lini belakang, terutama pada serangan cepat Spurs di sisi kiri.
Richarlison Jadi Titik Sentral
Bagi Richarlison, laga ini menjadi salah satu penampilan terbaiknya sejak berseragam Tottenham.
Pemain asal Brasil itu kini telah mencetak enam gol dari delapan pertandingan terakhir Premier League — sebuah catatan yang menegaskan kebangkitannya setelah musim lalu sempat kesulitan beradaptasi.
| Pemain | Menit Bermain | Gol | Tembakan Tepat | Sentuhan di Kotak Penalti |
|---|---|---|---|---|
| Richarlison | 90’ | 2 | 4 | 11 |
| Son Heung-Min | 89’ | 1 | 3 | 9 |
| James Maddison | 86’ | 0 | 2 | 6 |
Penampilan Richarlison juga memudahkan Son dan Maddison berkreasi. Pergerakannya yang dinamis menarik bek lawan keluar dari pos, memberi ruang bagi rekan setimnya untuk menembus pertahanan.
Filosofi Postecoglou: Menyerang Tanpa Takut
Kemenangan ini sekali lagi memperlihatkan filosofi Postecoglou yang mengutamakan serangan cepat dan pressing tinggi, bukan sekadar penguasaan bola.
Tottenham bermain progresif sejak menit pertama dan tidak memberi ruang Everton untuk bernapas.
Setiap kehilangan bola diantisipasi dengan transisi cepat, dan setiap serangan selalu diakhiri dengan tembakan — tak ada fase membuang waktu di tengah.
Dalam konferensi pers usai pertandingan, Postecoglou mengatakan:
“Kami ingin mengontrol pertandingan lewat intensitas, bukan lewat rasa takut. Pemain saya percaya diri dan terus menyerang sampai akhir.”
Pernyataan itu menggambarkan betapa filosofi menyerang total yang ia terapkan mulai memberi hasil nyata.
Tottenham kini menjadi salah satu tim dengan jumlah tembakan terbanyak di liga dan catatan kebobolan paling sedikit dari permainan terbuka.
Respons Everton: Butuh Adaptasi dan Fokus
Manajer Everton, Sean Dyche, mengakui timnya kalah kelas dalam hal tempo dan agresivitas.
“Kami kesulitan mengikuti kecepatan mereka. Tottenham bermain dengan transisi yang luar biasa cepat dan intensitas tinggi,” ujar Dyche.
Everton masih berkutat di papan bawah klasemen dengan pertahanan rapuh yang sudah kebobolan 21 gol dalam 10 pertandingan.
Dyche menyebut timnya masih berjuang mencari keseimbangan antara pressing dan penempatan posisi.
Klasemen Sementara Premier League 2025/26
| Pos | Klub | Main | Gol | Poin |
|---|---|---|---|---|
| 1 | Manchester City | 10 | 27–8 | 27 |
| 2 | Arsenal | 10 | 24–9 | 25 |
| 3 | Tottenham Hotspur | 10 | 23–10 | 23 |
| 4 | Liverpool | 10 | 21–13 | 21 |
| 5 | Brentford | 10 | 18–14 | 20 |
Dengan tambahan tiga poin ini, Tottenham tetap menempel ketat dua raksasa di atas mereka, Manchester City dan Arsenal.
Momentum positif ini memperlihatkan bagaimana stabilnya performa Spurs di bawah Postecoglou — tim yang kini tidak hanya menang, tapi juga punya identitas permainan yang jelas.
Kesimpulan
Tottenham versi Ange Postecoglou adalah kombinasi antara intensitas, kecepatan, dan ketenangan dalam mengelola ruang.
Kemenangan 3–0 atas Everton menegaskan bahwa gaya sepak bola menyerang yang ia bawa dari Celtic kini sudah benar-benar melekat di skuad Spurs.
Richarlison yang kembali tajam menjadi elemen penting dari sistem ini.
Selama ia dan Son tetap dalam performa puncak, Tottenham bisa jadi pesaing serius gelar musim ini — sesuatu yang sudah lama dinantikan para pendukung di London Utara.
Penulis: Jurnalis Kurniawan Septian
Jakarta, 26 Oktober 2025
